42 research outputs found

    Addressing Supply Chain Issues through CSR: Leveraging Competitive Advantage in Indonesian Insurance Sector

    Get PDF
    The current research investigates the empirical debate in order to addressing the supply chain management issues through corporate social responsibilities and further help the company to get the competitive advantage among competitors. The results suggested that all corporate social responsibilities variables (code of ethics, environmental orientation and community welfare) have a negative and significant impact on reducing supply chain issues (which includes cost management issue, quality management issues and relationship management issues) and then further reducing these supply chain management issues also help to enhance the competitive advantage of the firm. Therefore it can be recommended that these corporate social indicators are very helpful in reducing supply chain issues

    Evaluasi Program Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC) di Kecamatan Pasean Pamekasan

    Get PDF
    Dalam UU RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat 5, Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pelatihan KPMD diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada PNPM-GSC Kecamatan Pasean Pamekasan. Namun, pelatihan yang telah dilakukan sebelumnya, belum pernah dilakukan evaluasi sehingga tidak diketahui efektifitas pelatihan tersebut.    Maka penulis melakukan penelitian evaluasi pada pelaksanaan pelatihan KPMD untuk meninjau dari segi kemanfaatan pelatihan, pemateri, strategi yang digunakan meliputi metode dan media, dan kemampuan peserta dalam menerima materi. Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan dokumentasi.    Penilaian context  memperoleh skor 76 dengan kategori baik. Penilaian input memperoleh skor 73 dengan kategori baik. Penilaian process mendapatkan skor 74 dengan kategori baik. Penilaian product yaitu berkaitan dengan hasil belajar peserta pelatihan, berdasarkan hasil uji t-test didapatkan t hitung sebesar = 10,02 kemudian dikonsultasikan dengan t tabel (d.b. = N-1 = 18-1 = 17) dengan taraf signifikansi t0,05 diperoleh harga t  = 2,11. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta pelatihan mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut di atas pelatihan masih dapat dilanjutkan, namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pelatihan berikutnya diantaranya perumusan tujuan pelatihan disesuaikan dengan tujuan instruksional, dan pengadaan bahan ajar yang memuat materi dengan jelas dan disesuaikan dengan kemapuan peserta pelatihan Kata Kunci: Evaluasi, Pelatihan   Abstract Recorded in Indonesian law regarding on national education system on section 26 subsection (5) that a course and training program are conducted to provide people concerning to knowledge, hard skill, life skill, self development, professional development, work, entrepreneurship, and/or continue to higher education.  Therefore, it is urgent to conduct  a training in elevating human resource quality of national program of empower people of smart and healthy generation (PNPM-GSC) in Pasean subdistrict of Pamekasan. Nevertheless, the previous training had not been evaluated so the output of the training could not observable. Based on the reason, the writer conducts a research dealing with the training implementation of villagers empower cadre (KPMD) to observe the usefulness of the training, the trainer, the strategy covering the method and the media applied, and the capacity of participant in accepting the material. The model of evaluation implemented is CIPP (Context, Input, Process, Product). The data collection techniques are observation, questionnaire, and documentation. On context scoring reveals 76 which that good category. Dealing with input scoring it reveals 73 which that good category, too. The process scoring reveals 74 which is good category. The product scoring, that is learning output of the training participant, based on t-test examination shows that t-count = 10,02 consult with t table (d.b. = N-1 = 18-1 = 17) by the level of significance t 0,05 attained t value = 2.11. this shows that the learning output of the training participant increases significantly. Based on the result, the training could be continued eventough there should be some improvements, such as the objective of the training should conduct in mutual accord to the instructional objective, the learning material should be clearly composed and is in accordance with the training participant capacity. Keywords: Evaluation, Trainin

    IMPLEMENTASI PERDA NO. 17/2003 TENTANG IJIN PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI KECAMATAN SUKOLILO

    Get PDF
    Keberadaan pedagang kaki lima ini menimbulkan berbagai problema dikawasan Kecamatan Sukolilo, antara lain ketidaknyamanan yang dialami para pemakai jalan karena banyak trotoar dikuasai oleh pedagang kaki lima, kekumuhan, dan tidak berfungsinya fasilitas-fasilitas umum seperti taman, dan trotoar yang digunakan sebagai tempat berdagang oleh pedagang kaki lima. Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) yang demikian, membuat pemerintah Kecamatan Sukolilo untuk melakukan pemberdayaan terhadap para pedagang kaki lima di kota surabaya berdasarkan Perda No. 17 tahun 2003 dengan tujuan untuk memandirikan PKL dan meminimalisir permasalahan yang diakibatkan oleh PKL. Berkaitan dengan hal PKL, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana pelaksanaan Perda PKL serta hambatan-hambatan yang dihadapi serta bagaimana solusi dalam pelaksanaan pembinaan pedagang kaki lima di Kecamatan Sukolilo. Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Empiris. Lokasi penelitian ini adalah di kota Surabaya khususnya di Kecamatan Sukolilo Surabaya. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan ini, peneliti memfokuskan pada 2 (dua) hal, yaitu (1)Bagaimana pelaksanaan Perda No. 17 Tahun 2003 di Kecamatan Sukolilo, dan (2) hambatan-hambatan yang dihadapi oleh Kecamatan Sukolilo Surabaya dalam pemberdayaan PKL serta bagaimana solusinya

    Supply Chain Management Issue : Development Science Techno Park (STP) Through Small, Medium Enterprises (SMEs), Case Study of Puspiptek Serpong Indonesia

    Get PDF
    In the era of globalization where all industries must transform and make changes in order to survive sustainably, scientific studies are conducted to test how much influence innovation, Research & Development (R&D) and E-Commerce have on the performance of Small and Medium Enterprises (SMEs) at Puspitek Serpong in the perspective of Supply Chain Management (SCM). Grand Theory used in writing this article is "Resource Base View" by Edith Penrose. These four variables examined using the quantitative method and creation of this article were tested using the Smart PLS program version 3.2.8. The results of the Smart PLS calculation showed that innovation and e-commerce variables significantly affected the SMEs business performance variable both directly and indirectly. For R&D variable, it does not significant direct effected the SMEs business performance variable, but will significantly affected by innovation variable

    Studi Yuridis-Sosiologis terhadap Problematika Perkawinan Sejenis di Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Ajung Kabupaten Jember Tahun 2017

    Get PDF
    Same-sex marriage is not recognised within Indonesian laws and constitution. The Indonesian Marriage Law, Law No.1/1974, does not give any loophole for same sex couples in Indonesian to officially legalised their marriage. However, there are ways and efforts done by same sex couple in Indonesia to get around  this prohibition. Among the most common ways done by these couples to have their marriage approved by the authority is through falsification of ID and other related documents. The marriage of Ayu and Fadholi (not real name) which was initially passed by the local marriage bureau (KUA) in Ajung, Jembar in 2017, shows that falsification of documents for marriage remains occur among same sex couples in Indonesia. This study examines: 1) What are underlying factors behind the cases of same sex marriage in Indonesia? 2) What strategies commonly done by same sex couples in Indonesia to get around restrictions for their marriage? 3)To what extent Indonesian regulations as well as Islamic law respond to cases of same sex marriage in the community? The data is collected through series interview involving religious judges and other prominent sources. The finding of this study shows that: (1) Sociologically, same-sex marriage done by couples in Indonesia is part of their efforts to get rid of stigma and labelling in the society. (2) The most common strategy undertaken by same-sex couples to have their marriage legally recognised is through falsification of their identity and other required documents for marriage. (3) The Indonesian regulations, including Indonesian marriage law, do not recognised same sex marriage, as well as Islamic law which regards same sex marriage as haram, against the Qur’an and the Hadith.[Pernikahan sesama jenis tidak diakui dalam hukum konstitusi Indonesia. UU Perkawinan Indonesia, UU No.1/ 1974, tidak memberikan ce;ah bagi pasangan sesama jenis di Indonesia untuk secara resmi melakukan pernikahan. Namun, ada cara dan upaya yang dilakukan pasangan sesama jenis di Indonesia untuk mengakali larangan ini. Di antara cara paling lumrah yang dilakukan oleh pasan ini agar pernikahan mereka disetujui oleh otoritas setempat adalah melalui pemalsuan KTP dan dokumen terkait lainnya. Perkawinan Ayu dan Fadholi (bukan nama sebenarnya) yang awalnya disahkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) di Ajung, Jembar pada tahun 2017, menunjukan bahwa pemalsuan dokumen demi pernikahan tetap terjadi di antara pasangan dengan jenis kelamin yang sama di Indonesia. Penelitian ini meneliti: (1) Apakah faktor yang mendasari pernikahan sesama jenis di Indonesia? (2) Strategi apa yang umumnya dilakukan oleh pasangan sesama jenis di Indonesia untuk mengakali larangan pernikahan mereka? (3) Sejauh mana peraturan Indonesia yang hukum Islam menanggapi kasus pernikahan sesama jenis yang terjadi di masyarakat. Data dari penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara yang melibatkan ahli hakim agama dan sumber terkait lainnya. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Secara sosiologis, pernikahan sesama jenis yang dilakukan di Indonesia adalah bagian dari upaya mereka untuk menghilangkan stigma dan label dari masyarakat. (2) Strategi yang lumrah dilakukan oleh pasangan sesama jenis agar pernikahan diakui secara hukum adalah dengan pemalsuan identitas dan dokumen lain yang diperlukan untuk pernikahan. (3) Hukum di Indonesia, terutama hukum perkawinan tidak mengakui pernikahan sesama jenis, begitu pun dengan Hukum Islam yang menetapkan pernikahan sesama jenis sebagai haram karena bertentangan dengan al-Quran dan Hadist.

    DIMA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIK DIJUNJUANG : PROSES PENYESUAIAN DIRI DI PERANTAUAN MEDAN

    Get PDF
    Suku bangsa Minangkabau adalah suku yang terkenal dengan kebiasaan merantau. Merantau di Mianangkabau merupakan suatu budaya yang telah terjadi sejak lama, dan dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat Minangkabau, salah satu daerah rantauan orang Minangkabau adalah kota Medan. Artikel ini bertujuan menggambarkan proses penyesuaian diri masyarakat minangkabau dengan pepatah minang yaitu “dima bumi dipijak disitu langik dijunjuang”. Metode penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Etnografi yaitu pendekatan yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang budaya masyarakat dalam bentuk cara berpikir, cara hidup, adat, berperilaku, bersosial. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam pengamatan ini, metode yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi literature atau dokumentasi. Alat pengumpul data berupa peneliti, pedoman wawancara, dan alat rekam digital. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis Spradlay dan teknik analisis hermeneutic. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri perantau minang terhadap bahasa adalah menggunakan bahasa indonesia untuk berkomunikasi agar mengurangi kesalahpahaman dalam berkomunikasi serta mengikuti aturan dan norma yang terdapat di negeri rantau. Kata kunci: Proses Penyesuaian Diri, pepatah minang, merantau

    Penggunaan Aum Umum Untuk Mengetahui Perkembangan Prilaku Siswa Di SMP Muhammadiyah 05 Medan

    Get PDF
    Adanya bimbingan dan konseling sangat bermanfaat bagi siapa saja terutama bagi siswa/i. Adapun tujuan penggunaan alat ungkap masalah adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Alat Ungkap Masalah di SMP Muhammadiyah 05 Medan, 2) Untuk mengetahui bagaimana pemahaman tentang pentingnya berprilaku baik pada siswa di SMP Muhammadiyah 05 Medan, 3) Untuk mengetahui bagaimana peranan alat ungkap masalah dalam memberikan jawaban atas masalah-masalah yang dialami oleh siswa di SMP Muhammadiyah 05 Medan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kaualitatif, teknik pengumpulan data penelitian ini ialah wawancara mendalam, observasi partisipan, dan dokuentasi. Selanjutnya teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, sajian ata (data display), dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 1) pelaksanaan alat ungkap masalah di SMP Muhammadiyah 05 Medan belum tuntas untuk dilakukan namun kegiatan pemberian layanan terus dilakukan, 2) Pemahaman siswa/i tentang pentingnya berprilaku baik terhadap orang lain, 3) alat ungkap masalah yang diberikan kepada peserta didik sangatlah penting, karena dengan alat ungkap masalah dapat membantu guru BK untuk membuat peserta didiknya lebih baik lagi dalam berprilaku yang bai

    Strategi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dalam mewujudkan sikap peduli lingkungan siswa pada Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu Gandusari Blitar

    Get PDF
    INDONESIA: Dalam memberikan pelajaran pendidikan lingkungan hidup, seorang guru harus memahami apa saja faktor yang dapat mempengaruhi efektifnya kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan pembelajaran dalam pendidikan lingkungan hidup erat kaitannya dengan model yang digunakan oleh guru kepada peserta didik, begitu juga dalam menerapkan karakter peduli lingkungan kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: (1) Bagaimana strategi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dalam mewujudkan sikap peduli lingkungan siswa, (2) Faktor pendukung dan penghambat pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dalam mewujudkan sikap peduli lingkungan siswa, (3) Dampak pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dalam meweujudkan sikap peduli lingkungan siswa pada Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif yang diuraikan dalam bentuk laporan atau uraian deskriptif. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dalam mewujudkan sikap peduli lingkungan siswa adalah menggunakan beberapa model yaitu model pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran kooperatif dan pembelajaran kontekstual, (2) Faktor pendukung dari pelaksanaan model pembelajaran lingkungan hidup adalah antusias siswa, lingkungan dan sarana yang mendukung, kepemimpinan Kepala Madrasah dan mitra pendukung lingkungan hidup sedangkan faktor penghambatnya adalah siswa yang lambat berfikir, siswa enggan mencoba, kurangnya waktu dan ketergantungan kepada Kepala Madrasah (3) Dampak pendidikan lingkungan hidup melalui pembelajaran dalam meweujudkan sikap peduli lingkungan siswa yaitu pembatan pot panci, pot sepatu, pot hias dengan kerak telur, pot gantung hidroponik, daur ulang sampah menjadi media pembelajaran serta tempat sampah dari kaleng yang dibedakan sampah kertas, daun dan plastik. ENGLISH: In Providing environmental education lessons, a teacher must understand what factors can affect the effectiveness of teaching and learning activities. The success of learning in environmental education is closely related to the model used by teachers to students, as well as in applying the character of caring for the environment to students. This study aims to describe: (1) supporting factor and inhibiting of environmental learning at IV Class Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu (2) environmental learning model at IV Class Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu,, (3) impact of environmental learning model at IV Class Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu. This research uses qualitative approach with case study research design. Technique of collecting data is through interview technique, observation and documentation. This study uses descriptive analysis described in the form of reports or descriptive descriptions. The research findings indicate that: (1) Supporting factors from the implementation of environmental learning model of IV Class Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu are enthusiastic students, environment and supporting facilities, leadership of Madrasah Principals and partners of environmental support while the inhibiting factors are students who are slow to think, students are reluctant to try, lack of time and Reliance on Madrasah Principals. (2) The model of environmental learning applied to IV Class Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu Gandusari Blitar is using some model of problem based learning model and cooperative learning. (3) The impact or outcome of the process of environmental learning model in IV Class Madrasah Adiwiyata MIN Sukosewu such as pot pots, shoe pots, ornamental pots with egg crust, hydroponic hanging pot, recycling of trash into learning media and garbage cans which is differentiated into paper, leaf and plastic trash

    DINAMIKA PEMERINTAHAN KABUPATEN SUKOHARJO 1945-1950

    Get PDF
    Penelitian sejarah ini bertujuan untuk, memberikan gambaran tentang kondisi Kabupaten Sukoharjo sebelum dan sesudah proklamasi kemerdekaan. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah berdirinya Kabupaten Sukoharjo, dan memberikan gambaran tentang perkembangan pemerintahan di Kabupaten Sukoharjo pada kurun waktu 1945 sampai dengan tahun 1950. Skripsi ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah meliputi heuristis, kritik, interpretasi, dan penyajian. Metode ini dimulai dari usaha penulis mencari, memilah, dan menyeleksi sumber sejarah, baik sumber primer maupun sekunder mengenai dinamika pemerintahan Kabupaten Sukoharjo 1945-1950. Tahap selanjutnya adalah mengkritisi dokumen dinamika pemerintahan Kabupaten Sukoharjo seperti Maklumat dari Pakubuwono XII tanggal 30 April 1946, sehingga ditemukan dokumen yang benar-benar nyata dan dapat dipercaya. Tahap ketiga adalah penilaian dan pemahaman penulis terhadap isi dokumen, sehingga dapat disatukan dengan sumber-sumber yang telah ada. Tahap terakhir adalah usaha penulis untuk mengembangkan tulisan dalam bentuk skripsi dengan dengan judul Dinamika Pemerintahan Kabupaten Sukoharjo 1945- 1950. Hasil penelitian ini yang pertama menunjukkan bahwa terjadi kekacauan politik di Surakarta setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945 dengan adanya pembentukan pemerintahan baru yang melepaskan diri dari pemerintahan kutha Surakarta dengan berdirinya kabupaten-kabupaten baru di wilayah Kutha Surakarta salah satunya adalah Kabupaten Sukoharjo. Kedua,Kabupaten Sukoharjo sebelum berdiri merupakan wilayah Kutha Surakarta. Kabupaten Sukoharjo melepaskan diri dari pemerintahan Kutha Surakarta pada tanggal 15 Juli 1946 dengan keluarnya penetapan pemerintah no. 16/SD tanggal 15 Juli 1946. Ketiga, menunjukkan adanya perkembangan sistem pemerintahan Kabupaten Sukoharjo menurut periodisasi perundang-undangan yang perlaku pada tahun 1945-1950 yang terbagi atas periode menurut Undangundang No : 1 tahun 1945, menurut Undang-undang No : 22 tahun 1948 dan periode Undang-undang No : 44 tahun 1950. Dengan terbentuknya badan Perwakilan Daerah dan Badan Eksekutif yang dipimpin oleh kepala daerah, dan juga telah dibentuknya Dewan Perwakilan daerah yang anggotanya dipilih dari dan oleh DPRD yang dilengkapi sekertaris DPRD sekaligus menjabat sebagai sekertaris kepala daerah. Kata Kunci : Dinamika Pemerintahan, Kabupaten Sukoharjo, 1945-1950

    Evaluasi Program Pelatihan Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa (KPMD) Pada Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Generasi Sehat dan Cerdas (PNPM-GSC) di Kecamatan Pasean Pamekasan

    Get PDF
    Dalam UU RI NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 26 ayat 5, Kursus dan Pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Pelatihan KPMD diharapkan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada PNPM-GSC Kecamatan Pasean Pamekasan. Namun, pelatihan yang telah dilakukan sebelumnya, belum pernah dilakukan evaluasi sehingga tidak diketahui efektifitas pelatihan tersebut.    Maka penulis melakukan penelitian evaluasi pada pelaksanaan pelatihan KPMD untuk meninjau dari segi kemanfaatan pelatihan, pemateri, strategi yang digunakan meliputi metode dan media, dan kemampuan peserta dalam menerima materi. Model evaluasi yang digunakan adalah model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, angket dan dokumentasi.    Penilaian context  memperoleh skor 76 dengan kategori baik. Penilaian input memperoleh skor 73 dengan kategori baik. Penilaian process mendapatkan skor 74 dengan kategori baik. Penilaian product yaitu berkaitan dengan hasil belajar peserta pelatihan, berdasarkan hasil uji t-test didapatkan t hitung sebesar = 10,02 kemudian dikonsultasikan dengan t tabel (d.b. = N-1 = 18-1 = 17) dengan taraf signifikansi t0,05 diperoleh harga t  = 2,11. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta pelatihan mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan hal tersebut di atas pelatihan masih dapat dilanjutkan, namun masih ada beberapa hal yang harus diperbaiki untuk pelatihan berikutnya diantaranya perumusan tujuan pelatihan disesuaikan dengan tujuan instruksional, dan pengadaan bahan ajar yang memuat materi dengan jelas dan disesuaikan dengan kemapuan peserta pelatihan Kata Kunci: Evaluasi, Pelatihan   Abstract Recorded in Indonesian law regarding on national education system on section 26 subsection (5) that a course and training program are conducted to provide people concerning to knowledge, hard skill, life skill, self development, professional development, work, entrepreneurship, and/or continue to higher education.  Therefore, it is urgent to conduct  a training in elevating human resource quality of national program of empower people of smart and healthy generation (PNPM-GSC) in Pasean subdistrict of Pamekasan. Nevertheless, the previous training had not been evaluated so the output of the training could not observable. Based on the reason, the writer conducts a research dealing with the training implementation of villagers empower cadre (KPMD) to observe the usefulness of the training, the trainer, the strategy covering the method and the media applied, and the capacity of participant in accepting the material. The model of evaluation implemented is CIPP (Context, Input, Process, Product). The data collection techniques are observation, questionnaire, and documentation. On context scoring reveals 76 which that good category. Dealing with input scoring it reveals 73 which that good category, too. The process scoring reveals 74 which is good category. The product scoring, that is learning output of the training participant, based on t-test examination shows that t-count = 10,02 consult with t table (d.b. = N-1 = 18-1 = 17) by the level of significance t 0,05 attained t value = 2.11. this shows that the learning output of the training participant increases significantly. Based on the result, the training could be continued eventough there should be some improvements, such as the objective of the training should conduct in mutual accord to the instructional objective, the learning material should be clearly composed and is in accordance with the training participant capacity. Keywords: Evaluation, Trainin
    corecore